Minggu, 19 April 2009

Catatan Seorang Caleg

Menjadi calon legislatif (caleg) sebenarnya bukan tujuan hidupku. Namun ia adalah etape perjalanan yang harus aku lakukan untuk menemukan jati diri dan menggapai tujuan yang lebih besar. Makanya tatkala teman, sahabat dan keluarga memberikan dorongan menjadi caleg akupun mencobanya. Meskipun akhirnya hasilnya jauh dari harapan dan tentu saja aku tidak akan bisa duduk di di DPRD Ciamis. Catatan yang harus direnungkan dari kegagalan ini adalah sistem pemilu. Sebenarnya secara filosofis sistem pemilu dengan suara terbanyak sesuai dengan nafas demokrasi. Namun tidak semua orang sanggup berkompetisi dalam iklim tarung bebas. Terutama caleg yang baru manggung dan kurang uang harus bertarung dengan mereka yang incumbent dan punya modal. Atau antara caleg yang populer dengan caleg tidak tenar. Ini semua menjadi problem berat bagi caleg.
Yang aku alami justru kekonyolan, selain miskin finansial aku pun harus bertarung dengan caleg incumbent, maka wajar jika kalah dan mendapatkan suara kecil. Masyarakat seolah sudah tidak jeli dan matanya tertutup sehingga tidak bisa lagi membedakan orang. Aku harus menerima kenyataan pahit ini dengan lapang dada. Setidaknya hanya itu yang bisa aku lakukan. Memang secara hitung-hitungan kerugian materi, tenaga dan pikiran sudah tak terkirakan lagi. Tapi itulah nilai sebuah pengorbanan untuk sebuah perubahan. Ya intinya yang mahal adalah perubahan, sebab perubahan tidak datang dengan sendirinya. Ia harus diperjuangkan dengan segenap cucuran keringat dan air mata.
Pemilu harus menjadi ajang mengasah ketajaman nalar kritis untuk memulai perubahan, untuk lingkungan terkecil hingga bangsa. Inilah sebenarnya yang harus aku camkan agar tidak larut dalam kerugian. Bagi mereka yang baru belajar kerugian itu adalah beban. Namun bagiku kerugian itu merupakan bagian investasi untuk ke depan. Makanya semua aku tempatkan dalam koridor usaha agar tidak larut dalam kecemasan yang tiada tepinya. Akhirnya semua memang harus dimulai dari diri sendiri. Bagaimana aku bisa merubang bangsaku jika aku sendiri tidak mampu merubah diri sendiri.
Inilah sekadar catatan dan renungan pasca pemilu. Aku berharap pemilu kali ini menjadi bahan evaluasi oleh semua pihak. Aku yakin begitu banyak orang yang terlibat dalam hajatan pemilu ini. Ada yang memaknai pemilu sebagai ajang mencari keuntungan, kekuasaan dan ada pula yang justru ajang menebar ketakutan. Ya semua kembali kepada diri kita masing-masing. Wallahu’alam***

Created by Ahmad Mukhlis, caleg no 1 dari Partai Keadilan dan Persatuan (PKPI) Kab.Ciamis.