Selasa, 08 Desember 2009

Cinta dan Kesabaran

"Cinta tatkala diucapkan akan menuntut sebuah pengorbanan dan kesabaran. Coba bayangkan bagaimana para kekasih Allah diberikan cobaan dan ujian yang maha berat. Nabi Ibrahim harus menyembelih anaknya, Nabi Ayub dengan penyakit kudisnya dan kekasih Allah lainnya menderita sepanjang hayatnya. Semua kisah cinta kekasih Allah ini bagaikan parade penderitaan," ujar Syeh Abdul Muhyi, mengawali muzakarah pagi didepan murid-muridnya.

"Wahai tuan, mengapa cinta itu harus dibalas dengan ujian dan penderitaan," tanya seorang murid yang terpana mendengar penuturan Steh Abdul Muhyi. Guru sufi yang dikenal dengan sikap tawadhu ini tersenyum.

"Wahai muridku, ujian itu merupakan bagian dari laboratorium untuk melihat siapakah diantara mereka yang cintanya tulus. Begitu kita mengucapkan kata cinta, disanalah ujian datang bertubi-tubi. Maksudnya ini agar kita yakin dan teguh bahwa cinta kita memang hanya untuk-Nya. Maka para kekasih Allah rela menderita demi mendapatkan cinta-Nya,' tambah Syeh.

"Kalau begitu dimanakah letak kebahagiaan wahai guru?" timpal murid yang lain. Syeh Abdul Muhyi kembali menjawab. "Kebahagiaan itu merupakan buah dari sebuah perjalanan yang penuh penderitaan. Kekasih Allah dinyatakan sebagai kekasih setelah lulus menjalani penderitaan,".

"Bagaimana dengan cinta hamba kepada hamba wahai guru,"?, tanya sang murid yang masih penasaran. "Apakah sama penderitaannya?," tanyanya lagi.

Syeh kembali menjawab: "Cinta dengan sesama hamba pun akan mengalami terjalnya perjalanan. Cintamu kepada perempuan yang paling kau kasihi misalnya, tak akan pernah terlepas dari ujian dan cobaan. Kalau ujian dan cobaan tiada, maka tidak ada yang namanya kebahagiaan,"

"Kalau begitu bagaimana Syeh kami mempertahankan cinta?" ujar muridnya lagi.
Syeh pun senyum. "Rawatlah cinta dengan menyandarkannya kepada yang maha memberi cinta. Jalani dengan penuh kesabaran sebab ia merupakan perekat yang akan membuat kehidupan demikian berarti. Kehidupan ada karena ada cinta," jawab Syeh.

Para murid nampaknya puas dengan jawaban Syeh Muhyi.Pengajian pun diakhiri dengan rasa penasaran.