Kamis, 01 Oktober 2009

Makna Sebuah Peristiwa

Setiap peristiwa baik manis atau pahit selalu menyisakan bahan renungan. Malah Allah sengaja menjadikan kisah dan peristiwa sebagai wahana penyampaian pelajaran kepada manusia. Makanya banyak ayat dalam ALquran yang menyitir kisah yang berskala besar dan peristiwa monumental. Semua itu dimaksudkan sebagai ibroh khasanah, yakni dimabil baiknya. Kalau kita mendengar kisah buruk, berarti kita diperintah agar tidak ikut celaka. Sedangkan kisah kebaikan, kita diperintah untuk meneladani agar hidup kita menjadi lebih baik dan berkualitas.

Kisah biasannya menyangkut perjalanan manusia dan peradabannnya. Disana manusia yang anti Tuhan dan yang taat beriman bersaiang menguasai bumi yang dipijak ini. Kalau bumi dikuasai angkara murka, kerusakan yang terjadi. Sebaliknya saat bumi di bawah genggaman manusia beriman, disanalah lahir kebudayaan dan peradaban yang masyhur dan monumental.Begitu seterusnya selisih berganti, itulah sunattulah perputaran sejarah.

Kemudian yang menyangkut peristiwa, biasanya Allah menyitir peristiwa gempa bumi, gunung meletus dan tsunami. Pada saat bumi dikuasai angkara murna dan kemusrikan, Allah menurunkan azab untuk menghukum kesombongan manusia. Namun tidak semua peristiwa adalah hukuman, tapi kadang ujian agar manusia segera kembali kepada jalan yang benar dan mendekat kepada sang pencipta.

Gempa bumi yang melanda saat ini boleh jadi merupakan pelajaran agar kita bertaubat atas kesalahan dan kezaliman kita sebagai manusia. Ini bagi mereka yang masih bisa disentuh hatinya. Sedangkan bagi yang ingkar, mungkin ini hukuman. Bagaimana dengan orang beriman ? Gempa bumi ini merupakan kasih sayang Allah untuk menguji keimanan dan meningkatkan kualitas amal soleh kita. Amin ***

Atas Nama Cinta

Atas nama cinta, orang sering memaksakan kehendaknya agar diberikan balasan yang sama. Namun kebanyakan pecinta jarang menyadari bahwa cinta itu punya jiwa sendiri. Ia bekerja di alam bawah sadar yang mengendalikan semua aktifitas manusia. Kadang kita sering terjebak mana suara getaran cinta dan mana yang sedang bisikan hewaniyah. Semua bercampur dalam balutan getaran, sehingga bagi mereka yang tidak punya filter selalu menafsirkan itulah cinta. Padahal ada getaran nafsu yang bersembunyi dalam indahnya cinta, sehingga yang dicintai tidak sadar ia dalam bahaya.

Kini kalau kita melihat banyak korban atas nama cinta, sejatinya mereka bukan terkena kejahatan cinta, tapi kejahatan nafsu yang berbaju cinta. Inilah awal petaka umat manusia. Kalau begitu bagaimana kita memaknai semua ini ? Seorang guru sufi bercerita, cinta itu semakin misterius saat kita mempertanyakan kedalamannya.Semakin bertanya semakin sulit mencari jawabannya, namun ia ada bersama kehidupan dan menopang kehidupan manusia. Maka seharusnya cinta itu mengabadikan hubungan manusia, namun kenyataannya atas nama cinta kita saling membenci dan merusak tatanan. Kita semakin egois dengan mengatasnamakan cinta. ***