Jumat, 18 September 2009

Muhasabah Cinta

Apa yang membuat semua kehidupan ini demikian harmonis dan indah ? Jawabnya adalah cinta, sebuah kata yang sarat dengan tafsir dan makna. Dengan cinta yang jauh jadi dekat, yang keras menjadi lembut dan yang lemah menjadi kuat. Tentu saja cinta yang diletakkan dalam bingkai rahmat dan ridho Allah, bukan cinta yang dibangun diatas pondasi nafsu syahwat . Cinta dibawah ridho Allah inilah yang akan menemukan keabadian. Ia akan terus menerus bermetamorfosis dan memperbarui dirinya agar terus membawa nikmat bagi manusia. Namun manusia banyak yang salah mempersepsi cinta dan kemudian mengacaukannya dengan nafsu, baik nafsu syahwat, kekuasaan dan ekonomis. Cinta yang semestinya menghidupkan, malah merusak dan mematikan pemiliknya. Ia membakar dan memusnahkan semuanya tanpa menyisakan apapun.Itulah yang termaktub dalam kisah-kisah peperangan antar kerajaan dan negara modern.

Cinta dan kebencian saling berebut ruang untuk menancapkan eksistensinya. Pada awalnya cinta menjadi senjata yang bisa merekatkan hubungan antar manusia. Namun ketika cinta tak sanggup menyatukan perbedaan, maka api permusuhanlah yang datang kemudian. Cinta pun sirna berganti menjadi kebencian yang akhirnya membakar. Ada banyak alasan mengapa kebencian begitu menguasai hati manusia, di antaranya adanya perasaan egois dan merasa lebih dibanding yang lain. Makanya mereka yang hatinya diliputi kebencian dan dendam akan terus melakukan kerusakan, penistaan dan melakukan kekejaman. Bangsa Yahudi dengan negara Israel-nya misalnya akan terus menebar kebencian dan teror kepada bangsa Palestina. Ini buah dari sebuah konstruksi kebencian yang berabad-abad.

Bagaimana dengan kita ? Secara individu, kita dikaruniai potensi cinta dan benci yang harus ditempatkan sesuai dengan ruang dan waktu. Cinta yang bersumber dari Allah harus ditempatkan dalam ruang dan waktu yang sesuai dengan keinginan Allah lewat wahyu-Nya. Ia harus tumbuh dalam ruang hati yang bersih hanya karena Allah, sehingga ketika cinta tersebut dipancarkan akan mendatangkan kemaslahatan kepada semua makhluk. Cinta yang membawa kemaslahatan ini tentu saja tidak akan lahir dari pribadi yang kotor dan hamba hawa nafsu. Cinta yang penuh ketulusan hanya tumbuh dalam pribadi insan beriman, bertauhid dan ma’riftullah. Masih adakah manusia jenis ini ? Tampaknya semakin langka.

Sekarang dunia dipenuhi cinta dan benci yang dipancarkan oleh manusia yang berhati kotor, busuk dan munafik. Orang jenis ini membalut cinta dengan kebencian sehingga cintanya bisa membunuh. Bila cintanya saja dapat membunuh, apatah lagi kebenciannya. Sederetan kasus kriminal yang termuat oleh media massa selalu bermotif asmara. Ini membuktikan betapa cinta yang dibumbui dengan nafsu melahirkan petaka yang tak terbayangkan sebelumnya. Kini semua kembali kepada kita masing-masing, mau memilih yang mana.Setiap pilihan akan selalu membawa resiko, dan dari sanalah kita tahu mana yang paling baik untuk kita.***