Selasa, 11 Agustus 2009

Rintihan Sunyi

Mereka yang terperangkap dalam kegelapan kini sedang menggapai cahaya. Tapi sayang mereka yang selalu dalam cahaya mencampakkannya. Orang gelap seolah begitu buruk sehingga mereka layak diawasi dan dijauhi. Mereka yang tercerahkan oleh cahaya kemudian begitu angkuh dan sombong, merasa paling bersih dan seolah surga sudah ditangan. Itulah sebabnya kenapa para pengawal cahaya terang-yang seharusnya memperjuangkan kebaikan- kini berubah menjadi manusia suci. Setiap kata-katanya harus jadi sabda, perbuatannya harus jadi firman. Mereka kemudian menjadi malaikat, malah dalam derajat tertentu mirip Tuhan. Maka akhirnya kebenaran ditafsirkan sepihak, tidak memberikan kesempatan kepada pihak liyan berargumentasi. Inilah manusia-manusia suci yang kini bukannya menebar kebaikan, tapi malah mencetak penjahat-penjahat baru. Kejahatan demi kejahatan terus terulang dan bukannya berkurang. Ini semua bukan salah sang penjahat yang disimbolkan dunia gelap, tapi mereka yang berada dalam cahaya tak meraihnya. Manusia suci berada di menara gading dan tak mau menjangkau bumi.

Ya Allah, Engkau yang maha membolak balikkan hati manusia. Jadikan aku salah satu hamba-Mu yang selalu menebar kebaikan. Namun aku sadar, tidak semua niat baik itu berbuah kebaikan. Maka bimbinglah aku menempuh perjalanan ini agar aku menjadi hamba yang senantiasa bersyukur. Amin.***

Senin, 10 Agustus 2009

Doa-Doaku

Ya Allah, andaikan semua doa semua manusia engkau kabulkan, niscaya hancurlah dunia ini. Tapi sebagai hamba, aku akan selalu berdoa untuk kebaikan diriku. Namun tentu saja ini akan saling bertentangan dengan orang lain. Sebab,orang pun sama punya permintaan yang berbeda. Kalau polisi anti teroris akan berdoa minta dilenyapkan sang teroris. Sebaliknya, kalau teroris pun akan memohon kepada Mu keselamatan dan kesejahteraan. Mereka pun punya keyakinan yang sama bahwa Engkau pasti memberikan rahmat dan ridho. Amin.***

Minggu, 09 Agustus 2009

Sinetron Penembakan Teroris

Densus 88 Anti Teror tampak sudah frustrasi karena perburuannya menemukan Noordin M Top tak kunjung membuahkan hasil. Akhirnya dengan telanjang mata membuat sinetron seolah-olah polisi sudah berhasil menembak mati Noordin. Bernakah fakta ini ? Kalau dilihat dari logika jihad cara polisi ini justru bertentangan dengan akidah para mujahid bom bunuh diri. Kalau polisi densus takut mati itu wajar, sebab ada banyak kemewahan dan fasilitas yang dinikmati oleh mereka. Tapi bagi teroris kematian adalah sesuatu yang indah. Mereka ingin mengejar mati syahid, sehingga kalaupun ada penangkapan dan penggerebekan mereka tidak akan lari. Kemanapun mereka pergi, dalam tubuhnya selalu tersimpan bom yang sewaktu-waktu akan meledak. Lebih baik mati syahid daripada hidup dengan kehinaan karena menjadi kaki tangan kaum kafir Amerika. Itulah motto para mujahid bom. Jadi cara polisi menangkap yang mengesankan Noordin lemah dan tak berdaya adalah sebuah kesalahan logika. Noordin sebagai pemikir dan otak jihad bom tentu tidak akan pernah sendirian. Ia akan dikawal dan dilindungi pengikut setianya. Maka bisa dipastikan penembakan di Temanggung itu hanya sinetron,dan Noordin M Top sekarang sedang tersenyum kecut melihat kejenakaan polisi. "Gue kerjain lho," ujar Noordin dalam hati.Kecanggihan senjata Densus 88 yang semuanya dibiayai Amerika ternyata tak berguna.**