Minggu, 20 Desember 2009

Bersyukur

Bagaimana orang bisa bersyukur kepada Allah, jika sehari-harinya ia sama sekali tidak bisa berterimakasih kepada hamba Allah yang berbuat baik kepadanya? Bagaimana ia bisa berbuat baik ke manusia, sementara hubungan dia dengan Allah rusak dan kurang harmonis? Bagaimana ia mengerti sedang ditolong, dia saja tidak sadar hidup ditolong Allah? Bagaimana dia bisa memahami sebuah musibah dari Allah, karena dia sendiri sang pembuat musibah kepada manusia. Bagaimana dia merasakan cinta Allah, dia sendiri sang perusak cinta, karena nafsu amarah lebih besar kepada manusia daripada cintanya.

Orang dengan jenis ini sejatinya sudah tidak bermakna apa-apa hidupnya. Ia tidak bisa menjadi manusia yang paling bermanfaat buat orang lain. Sebab dimana-mana ia menebar petaka dan derita, itulah sumber kebahagiaannya. Masih layakkah manusia jenis ini dijadikan sahabat, teman, suami, istri atau panutan kita? Bagaimana mungkin kita menjadikan dia orang dekat kita, padahal sewaktu-waktu ia menjahati kita dengan nafsunya. Masih adakah nilainya orang jenis ini?

Jangankan di mata Allah, di mata manusia saja dia sudah tidak berharga. Kata-kata, sikap, dan pemikirannya sudah dipandu syetan, maka masihkah kita bertahan berdekatan dengannya? Maka tak ada jalan lain, kita harus hijrah jika berdekatan dengan orang jenis ini. Kita harus tinggal orang ini, sebab mudaratnya lebih besar daripada maslahatnya. Menjadikan dia teman hanya membuang waktu dan energi.

Tuhan menciptakan manusia dengan akal dan hati yang sempurna. Kita hanya perlu sedikit energi untuk mempergunakan akal dan hati sesuai harapan sang pencipta, yakni lakukan yang terbaik dibawah ridho Allah.jangan pernah mau didikte kekuatan jahat orang jenis ini, sebab disana ada bahaya yang mengancam. ***