Minggu, 09 Agustus 2009

Sinetron Penembakan Teroris

Densus 88 Anti Teror tampak sudah frustrasi karena perburuannya menemukan Noordin M Top tak kunjung membuahkan hasil. Akhirnya dengan telanjang mata membuat sinetron seolah-olah polisi sudah berhasil menembak mati Noordin. Bernakah fakta ini ? Kalau dilihat dari logika jihad cara polisi ini justru bertentangan dengan akidah para mujahid bom bunuh diri. Kalau polisi densus takut mati itu wajar, sebab ada banyak kemewahan dan fasilitas yang dinikmati oleh mereka. Tapi bagi teroris kematian adalah sesuatu yang indah. Mereka ingin mengejar mati syahid, sehingga kalaupun ada penangkapan dan penggerebekan mereka tidak akan lari. Kemanapun mereka pergi, dalam tubuhnya selalu tersimpan bom yang sewaktu-waktu akan meledak. Lebih baik mati syahid daripada hidup dengan kehinaan karena menjadi kaki tangan kaum kafir Amerika. Itulah motto para mujahid bom. Jadi cara polisi menangkap yang mengesankan Noordin lemah dan tak berdaya adalah sebuah kesalahan logika. Noordin sebagai pemikir dan otak jihad bom tentu tidak akan pernah sendirian. Ia akan dikawal dan dilindungi pengikut setianya. Maka bisa dipastikan penembakan di Temanggung itu hanya sinetron,dan Noordin M Top sekarang sedang tersenyum kecut melihat kejenakaan polisi. "Gue kerjain lho," ujar Noordin dalam hati.Kecanggihan senjata Densus 88 yang semuanya dibiayai Amerika ternyata tak berguna.**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar