Sabtu, 14 November 2009

Hati Yang Sakit

Kalau fisik yang sakit banyak dokter yang siap memberikan obat. Tapi bagaimana dengan hati yang sakit? Siapakah yang bisa memberikan obat? Adakah dokter yang ahli? Pertanyaan ini sangat sulit dijawab meskipun banyak psikiater, psikoterapis dan ahli kejiwaan. Tapi urusan hati ternyata tetaplah otonomi diri kita sendiri. Obatnya tetap kita dan kita bukan orang lain. Kalaupun ada peran orang lain, ia hanya sebatas memandu perjalanan kita mencapai hidayah dan cahaya.

Hati yang sakit, kata ulama sufi merupakan hati yang dijangkiti berbagai penyakit dengki, takabur, zalim, amarah, dan semua jenis kejahatan yang bersumber dari bisikan jahat. Orang dengan jenis ini hatinya dipenuhi virus jahat hingga menumpuk yang akhirnya terpancar dalam prilaku fisiknya.Tak peduli siapa kita, mau kiyai, guru, pejabat, politisi, bupati atau orang miskin sekalipun. Penyakit hati bisa menyebar ke semua umat manusia. Maka siapapun kita harus mewaspadai sebab penyakit hati yang tak tersembuhkan akan berubah menjadi petaka. Hubungan sosial dan sistem jadi rusak kalau hati setiap orang dijangkiti virus jahat.

Lalu bagaimana upaya kita menyembuhkan penyakit hati ini? Kata Nabi Muhammad hati yang sakit dan keras harus banyak muhasabah dan mengingat kematian. Kalau dengan kematian masih juga keras dan tak tunduk, maka takbirkanlah karena hakekatnya ia sudah mati sebelum mati. Dia adalah mayat hidup, jasadnya kemana-mana, tapi ruhnya sudah mati dan tak memancarkan kebaikan.Kira-kira manusia semacam ini apanya yang bisa diambil manfaatnya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar