Selasa, 06 Juli 2010

Beratnya Ikhlas

Ikhlas adalah satu kata yang mengandung banyak makna dan tafsir. Dalam berbagai ayat, ikhlas dimaksudkan untuk menggambarkan orang-orang yang mencintai hanya untuk Allah, tulus dan tidak ada pamrih apapun dalam beribadah. Ia beribadah murni karena Allah, tidak karena takut neraka atau mengharapkan surga. Inilah tingkatan tertinggi dalam beribadah, maka orang tidak akan pernah masuk kriteria ikhlas bila semua amal perbuatannya masih mencari pamrih kepada makhluk. Untuk mencapai tangga ikhlas, tentu saja banyak rintangan dan halangan, sebab godaan selalu datang.

Kemudian dalam konteks personalitas, ikhlas itu adalah bagaimana kita bisa menerima dan memberi tanpa meminta imbalan setimpal atau punya kepentingan lain. Entah yang datangnya dari Allah maupun dari manusia. Kalau kita sedang diberi ujian dan cobaan oleh Allah, berarti ikhlas adalah bagaimana kita mampu menahan beban ujian tanpa ada rasa berat.Pun pada saat kita harus memberi sesuatu ke sesama, maka ikhlas adalah bagaimana membuat hati tetap legawa, lapang dada dan tanpa beban saat memberikan sesuatu yang kita cintai. Bahkan kita juga harus ikhlas ketika orang yang menerima kebaikan kita akhirnya membalas dengan kejahatan.

Ikhlas itu bagaikan matahari yang selalu bersinar terang, meskipun semua penduduk bumi tak pernah berterimakasih. Ia tetap memberikan kebaikan kepada makhluk. Ikhlas itu bagaikan ikan yang ada dilautan, ia tetap memberikan yang terbaik kepada manusia tanpa harus membebani manusia. Ikhlas itu bagaikan siang dan malam yang tidak saling berbenturan karena ikhlas dengan peran masing-masing. Ikhlas itu bagaikan seorang guru yang mengajari muridnya tanpa beban berat, meski ia sedang mengalami masalah yang maha berat. Ikhlas itu bagaikan seorang kekasih yang memberikan maaf kepada pasangannya meski ia tahu sang pasangan punya kesalahan yang maha berat. Ikhlas itu bagaikan samudra nan luas yang bisa menampung segala macam kotoran menjadi tawar dan tak membahayakan bagi kehidupan.

Siapakah orang yang sanggup melakukan ikhlas yang maha berat itu? Anda, saya atau kita? Semua ada dalam hati masing-masing, yang jelas ada kriterianya, bahwa ikhlas itu adalah melakukan apapun selalu merasa dalam pengawasan Allah, sehingga semua perbuatan kita terkontrol. Kita bisa menjadi apapun dalam kehidupan ini, namun ruhnya harus bersih dan ikhlas sehingga selalu memberikan manfaat kepada sesama dan di mata Allah termasuk orang yang mukhlisin. Inilah tujuan tertinggi dalam penghambaan kita kepada Allah.

Dengan demikian, orang yang hatinya diliputi kabut hitam dan tak pernah tercerahkan, sangat berat melakukan ilmu ikhlas. Mereka yang masih dibelit oleh ambisi, masih senang dipuji, masih gampang merasa tersakiti, sulit memberikan maaf, sulit berbuat baik, hatinya selalu dengki dan perbuatannya selalu menyebabkan kesusahan orang lain, dijamin ikhlas hanya sekadar fatamorgana. Orang jenis ini jauh sekali dari cahaya keikhlasan. Maka bayangkan jika kita hidup dalam jangka waktu lama dengan orang jenis ini, yaitu jenis orang yang tak pernah ikhlas, dipastikan hidup tak akan tenang dan indah. Kalau nurani kita masih bersih, pasti tak akan sanggup berdekatan dengan orang yang membenci ikhlas.

Itulah sebabnya kata Nabi Muhammad, salah satu pekerjaan yang sangat berat adalah ikhlas. Jangankan manusia biasa, setingkat sahabatpun banyak yang belum lulus. Tapi mereka terus berlatih mengalahkan nafsunya sendiri, sehingga di akhir cerita para sahabat banyak yang menjadi orang-orang ikhlas dalam segala hal. Bukan hanya materi, tapi jiwa dan raganya dikorban demi Islam. Semoga kita bagian dari barisan orang-orang mukhlisin. Amien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar